Integritas

      Saya teringat Garuda Sugardo, Direktur Teknik dan Rekayasa Telkomsel. Ketika pertama kali perusahaan tersebut membangun jaringan telekomunikasi GSM. Pemabangunannya diawali dari propinsi Bali sebelum masuk ke kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Saya menamakannya “seranga Mao Tse Tung”, mengepung dari desa ke kota sebelum menggempur pesainya yang telah lebih dulu berada di Jakarta. Masih jelas dalam ingatan saya saat menemani (Garuda Sugardo) bekerja sampai jam satu malam untuk memeriksa coverage bersama dengan staf-staf setianya yang sangat militan. Ini sering dilakukan bersama tim yang solid. Ketika itu saya sempat berbincang-bincang dengan salah seorang staf kepercayaannya. Rif’an. Saya bertanya: “Berapa kamu digaji hingga mau bekerja seperti ini?” Rif’an menjawab: “Saua tidak digaji sepeser pun selama tiga bulan ini.” Saat itu Telkomsel memang baru saja berdiri tetapi keberadaan mereka langsung menggebrak Tanah Air. Dengan tetap didukung oleh para karyawannya yang rela berkorban secara luar biasa, akhirnya Telkomsel mampu membuktikan kekonsistenan perjuangannya dengan brand yang melekat di hati rakyat banyak.

        Ketika kami sendang berada di ruang Kandatel (Kantor Daerang Telekomunikasi Denpasar), saya mengajukan pertanyaan kepada Garuda, “Mengapa Anda tidak bekerja saja di suatu perusahaan GSM yang menawarkan gaji satu milyar rupiah?” (saya tahu memang ada yang menawarkan posisi seperti itu kepadanya). Garuda menjawab: “Saya berada disini karena tradisi perjuangan Telkomsel!” Subhanallah, hanya itu yang mampu saya ungkap dari hati kecil saya. Saya akui mereka semua memang sangat militan dan heroik dan hal itulah yang membuat lawan menjadi gentar. Mereka bekerja sungguh-sungguh layaknya mengerjakan tugas suci. Mereka telah bekerja dengan hati mereka. Dalam waktu singkat, Telkomsel menjadi perusahaan GSM dengan jangkauan terluas di Indonesia. Inilah contoh integritas, bekerja secara total, sepenuh tahi, dan dengan semangat yang tinggi berapi-api. Sebagai kenang-kenangan, Garuda Sugardo memberikan saya sebuah nonmor cantik GSM yang berakhirn nomor tripel one (111) yang artinya bagi saya adalah Laa Ilaaha Illallah.

        Mereka yang didorong oleh kebutuhan untuk meraih prestasi selalu mencari jalan untuk menemukan sukses mereka. Bagi kebanyakan orang mungkin sebagian besar yang dimaksu adalah uang namun untuk peraih sukses semacam di atas, uang bagi mereka tidaklah begitu penting dibanding umpan balik. Seberapa hasil kerja mereka “Uang bukan masalah utama bagi saya, itu hanya cara untuk mengingat dan mencatat keberhasilan.” Yang lain menyebutnya sebagai buku rapor, “ kata seorang entrepreneur asal California.

Take from ESQway165 Book

Comments :

0 komentar to “Integritas”


Posting Komentar