Ketika harapan mulai menghilang, keyakinan menurun ke dasar jurang kekosongan, semangat menguap terbang begitu saja, apakah yang harus aku lakukan.
Saat pikiran mulai mengering, apakah yang harus aku tuliskan disini.
Ketika otak tidak tahu harus memikirkan apa, masih pantaskah aku dibilang sedang berpikir?
Saat aku punya banyak keinginan, tetapi tidak tahu harus memulai dari mana untuk mencapai keinginanku, benarkah aku memang punya keinginan? Dan ketika aku tidak punya keinginan, lalu pa yang harus kulakukan?
Saat dalam satu hari dalam hidupku, aku hanya tidur malas-malasan, apakah aku sedang melakukan sesuatu? Dan apakah yang harus aku lakukan, hingga aku pantas disebut melakukan sesuatu dalam hidup ini? Sehingga aku dapat disebut sedang menjalani hidup?
Ketika hasrat menjalani hidup sudah mendekati titik nol, apakah saya masih hidup atau sudah mati?
Lalu adakah orang yang dengan penuh hasrat menempuh jalan kematiannya? Dengan penuh semangat menyongsong ajalnya? Dan adakah yang dinamakan semanagat kematian?
Saat aku tidak punya hidup tetapi belum mati, apakah aku “Mati dalam Kehidupan” atau “Hidup dalam Kematian”? Dan apakah bedanya?
SENDIRI
ketika deru waktu selalu mengejar-ngejarmu, ke sudut manakah kau akan bersembunyi?
Saat gelombang kehidupan menghempaskanmu dalam bebatuan penderitaan, kepada siapa kau akan berkeluh kesah.
Ketika tumpukan pekerjaan menguras seluruh energi hari-harimu, kemanakah kau akan mencari energi baru.
Saat kelokan kehidupan telah menyesatkan jalanmu, kemanakah kau akan berpaling mencari petunjuk.
Ketika waktu telah melupakan dirimu, dimanakah kau akan mencarinya.
Saat dunia sekelilingmu tidak lagi mengenalmu, kemanakah kau akan bercermin untuk melihatnya.
Ketika dirimu sendiri tidak ingat lagi wajah itu, kepada siapakah kau akan bertanya, “SIAPAKAH SAYA”?
GOING IN……….
Masuklah.
Pergilah ke dalam jiwamu.
Nikmatilah dirimu sendiri. Menyendirilah.
Mereka tidak penting lagi. Kaulah pemeran utamanya.
Mereka telah membutakan matamu. Menutup telingamu. Menghancurkan nuraimu. Meremukkan hatimu. Merenggut jiwamu
masuklah kedalam guamu. Nikmati kesendirian jiwamu. Rasakan kesendirian merasuk jauh ke lubuk sanubarimu.
Tapi,
ketika kesendirian telah merenggut hasratmu, dengan apakah mereka kau nyalakan kembali
saat kesendirian menutup pintu terowongan kehidupan bagimu, dengan cahaya apakah kau akan berjalan.
Ketika kesendirian memutuskan rajutan harapanmu, dengan benang apakah mereka kau sulam kembali.
Saat kesendirian mengaburkan gambaran impianmu, dengan tinta apkah mereka kau perjelas kembali.
Ketika kesendirian telah meninabobokanmu dalam alam mimpi, siapakah yang kau panggil untuk membangunkanmu?
Saat kesendirian telah membuatmu lupa kepada waktu, siapakah yang akan mengingatkanmu?
Ketika kesendirian telah merenggut duniamu, ke planet mana kau akan mencarinya?
Saat kesendirianmu hanya ditemani oleh nyamuk-nyamuk yang mau menyedot darahmu, apa yang mereka katakan, apakah mereka berterima kasih karena kau telah memberi mereka makan?
Ketika kesendirianmu hanya diiringi kepulan asap rokok, maukah mereka membawakan impianmu?
Saat kesendirian telah menjauhkan teman-temanmu, kepada siapakah kau akan bercerita.
Ketika kesendirian telah memenuhi duniamu, ke dunia manakah kau akan pergi?
Saat kesendirian telah menghapus warna kehidupanmu, masih tegakah kau menjalani hidup tanpa warna? (hitam dan putih juga merupakan warna)
ketika kesendirian telah menutup pintu hatimu, dengan kunci apakah mereka akan kau buka kembali?
Saat kesendirian telah merusak jalan pikiranmu, dengan apakah mereka akan kau bangun kembali.
Ketika kesendirian telah membuatmu lupa akan dirimu, dimanakah dia akan kau cari?
GET OUT THERE..
Keluarlah.
Dunia ini masih luas. Hidup ini masih panjang. Dunia ini dipenuhi dengan warna-warni keindahan. Hidup ini ditumbuhi dengan bunga-bunga yang menunggu untuk mekar. Mereka sedang menunggu siraman hati dan jiwamu. Tanpa itu mereka akan mati layu. Hidup ini menunggu lukisan karyamu yang terindah.
Comments :
0 komentar to “Kosong”
Posting Komentar